Cari

Custom Search

Selasa, 30 September 2014

MENCIPTAKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS

Kehidupan sebagian besar remaja saat ini cendrung bersifat fluktuatif artinya sering berubah ubah tanpa memikirkan berbagai dampak ataupun resiko yang akan di timbulkannya. Mereka suka meniru dari apa yang mereka dengar dan juga dari apa yang di lihatnya tanpa di barengi dengan pemahaman yang jelas kemana arah dan tujuannya.

Berbeda halnya dengan kehidupan anak anak remaja pada jaman dulu, mereka tampak lebih bisa menghargai waktu di bandingkan dengan anak anak remaja masa kini. Mereka bekerja dari pagi hingga petang hanya demi sesuap nasi.

Terlepas fase perubahan dari masa kanak kanak menuju dewasa identik dengan pencarian jati diri yang secara kejiwaan di katakan masih labil, hal itu tentu tidak sepenuhnya benar.

Situasi sulit yang di hadapi oleh seseorang terkadang berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaannya sehingga tidaklah mengherankan kalau mereka yang masa kecilnya hidup pas pasan lebih cepat bisa beradaptasi dengan perubahan jaman.

Ada satu hal yang perlu mendapat perhatian bahwasanya sikap dan prilaku yang di tunjukan oleh sebagian besar remaja saat ini tidak bisa terlepas dari kebiasaan hidup yang di lakoninya sejak mereka masih kanak kanak.

Oleh karena itu peran serta orang tua dalam mendidik anak anaknya tidak bisa di landasi dengan sebuah pemikiran "asalkan anak merasa senang".

Pemberian kasih sayang orang tua terhadap anak tidak harus di lakukan dengan memberi ini dan itu akan tetapi orang tua harus mampu menanamkan pengertian kepada si anak bahwa sesuatu yang di dapat dengan mudah tanpa usaha dan kerja keras kelak hasilnya tidak akan pernah memuaskan.

Didiklah mereka menjadi pribadi pribadi yang mandiri agar supaya kedepannya mereka memiliki kepercayaan diri yang memadai dan juga bermental kuat dalam menghadapi berbagai macam situasi.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus di mulai sejak usia dini terutama yang berkaitan dengan pendidikan moral dan spiritual. Sementara upaya meningkatkan kemampuan secara intelektualitas bisa di lakukan secara bertahap di sesuaikan dengan pertambahan usianya.

Usia 1 s/d 12 tahun bisa di katakan waktunya anak anak untuk bermain oleh sebab itu meningkatkan kemampuan intelektualitas pada usia tersebut di rasa kurang tepat. Mereka akan merasa terbebani sebab perkembangan otak si anak belum mampu menampung beban sekaligus.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertama tama yang harus di lakukan adalah dengan memberikan pendidikan moral dan etika secara lebih memadai (1 s/d 12 tahun), sementara meningkatkan kemampuan secara intelektualitas bisa di lakukan setahap demi setahap apabila usia dan perkembangan mental si anak di rasa sudah mencukupi (13 tahun ke atas).

Sumber daya manusia berkualitas tidak bisa di ukur dari kemampuan intelektualitas semata akan tetapi harus ada keseimbangan di antara keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar